IAIN Manado, Senin (04/10/2021). Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Manado Program Studi Perbankan Syariah, menyelenggarakan kuliah tamu via Webinar dengan menghadirkan narasumber-narasumber yang mempunyai kualifikasi dalam bidangnya untuk membahas tema besar yaitu Prospek Pengembangan Bank Syariah Pasca Merger.
Para narasumber yang diundang pada kuliah tamu kali ini sangat spesial, sebab mereka adalah tokoh ilmuan dan cendekiawan yang tentu sangat berkompeten dalam bidangnya, pertama Assoc. Prof. Dr. Ahmad Azrin bin Adnan, Dekan Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Sultan Zainal Abidin Malaysia, Dr. Yulizar Djamaluddin Sanrego, M.Sc, Seorang Peneliti dan Anggota DPS yang dinaungi oleh DSN-MUI, dan Ir. Adiwarman Azwar Karim, S.E., MBA., MAEP seorang ikon Ekonomi Syariah di Indonesia yang juga menjabat sebagai Komisaris Utama Bank Syariah Indonesia.
Kegiatan yang dimulai dengan sambutan hangat dari dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Manado, Dr. Rosdalina Bukido, M.Hum dihadiri oleh audiens yang berjumlah 270 peserta. Jumlah yang sangat fantastis mengingat para peserta tidak hanya berasal dari IAIN Manado, namun juga dari berbagai kampus dan perguruan tinggi serta para manager bank dengan berbagai latar belakang, mulai dari mahasiswa, dosen, praktisi perbankan, dan masyarakat umum. Dr. Rosdalina Bukido menyampaikan bahwa kegiatan ini diselenggarakan bertujuan sebagai implementasi dari salah satu tri darma perguruan tinggi, yaitu pengajaran.
Terkait pemilihan tema seperti yang disampaikan oleh Ketua Panitia, Kaprodi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Manado, Nur Shadiq Sandimula, ME, dilatarbelakangi oleh adanya peristiwa besar dalam Industri Perbankan Syariah di Indonesia, yaitu mega-merger dari tiga bank Syariah BUMN, yaitu BRI Syariah, BNI Syariah, dan Bank Syariah Mandiri menjadi Bank Syariah Indonesia (BSI) sebagai bank dengan total asset mencapai 240 triliun rupiah per tanggal 1 Februari 2021 saat peresmiannya oleh Presiden RI Ir. Joko Widodo di Istana Negara. Dengan adanya merger ini, maka BSI menempati posisi ke-7 di antara bank-bank Indonesia berdasarkan total asset, dan posisi ke-10 dunia di antara bank-bank Syariah di dunia untuk lima tahun ke depan. Tentu momentum merger ini diawali dengan prospek-prospek BSI yang dapat meningkatkan scala usaha, efficiency operasional, bussiness gap filled dalam produk dan teknologi, dan skill and talent para sumber daya manusianya.
Kegiatan diskusi yang dimoderatori oleh Area Manager BSI area Manado, Ari Suharso dimulai pukul 09.00 WITA dengan pembicara pertama Assoc. Prof. Ahmad Azrin bin Adnan dengan tema ISLAMIC BANKING GROWTH AFTER MERGER AND ACQUISITION: MALAYSIAN EXPERINENCE. Pembicara kedua adalah Dr. Yulizar D. Sanrego, M.Ec yang membahas secara mendalam tentang PROSPEK PENGEMBANGAN BANK SYARIAH PASCA MERGER, dengan salah satu usahanya adalah penggabungan aset, keunggulan produk, teknologi, serta daya jangkau dan kapitalisasi pasar dengan melakukan merger bank-bank Syariah menjadi satu bank tunggal dengan keunggulan yang melingkupi segala aspek. Sedangkan pembicara terakhir adalah Ir. Adiwarman Azhar Karim, MBA., MAEP yang menjelaskan tentang tiga poin dasar dalam pengembangan Perbankan, yaitu aspek kenyamanan, kemanfaatan, dan berbuat secara langsung (action).
Kegiatan kuliah tamu ini diakhiri dengan sesi tanya jawab yang dimana sebelumnya para peserta yang kebanyakan terdiri dari para mahasiswa mengikuti kuis berhadiah dari Ir. Adiwarman Karim dengan gayanya yang khas dan penuh keramahan. Tanya jawab berlangsung selama kurang lebih satu jam setengah dengan banyak pertanyaan dari para audiens mengenai tema dasar dalam kuliah tamu kali ini. Hal ini menunjukkan antuasiasme dari para audiens dalam mendengarkan materi yang dipaparkan para narasumber. (NSS)
#febihebat#febicerdas#febimaju
-
Previous Post
FEBI Mencetak 27 Sarjana Ekonomi
-
Next Post
Outsource Accounting & HR Functions