Manado, 23 September 2019. HMP Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado menggelar Pelatihan Jurnalistik sebagai bentuk pencegahan dan perlawanan terhadap berita hoax yang semakin merajalela di tengah masyarakat.
Upaya yang dilakukan tidak main-main, HMP Perbankan Syariah mendatangkan Ketua Majelis Etik AJI Manado, Yoseph E. Ikanubun, sebagai mentor dalam pelatihan tersebut.
Acara yang dibuka Dekan FEBI yang diwakili Wakil dekan I, Dr. Andi Mukarramah Nagauleng, M.Pd. Dan didampingi Kaprodi Perbankan Syariah, Ramli Semmawi, M.H., M.Phil. menyampaikan bahwa belajarlah bagaimana memahami jurnalis dan menulislah sebagai bentuk perlawanan terhadap hoax dalam masyarakat.
Ikanubun memaparkan bahwa jurnalistik itu tidak mudah, butuh proses yang lama. Namun tiga hal mendasar yang harus dipahami dan dikuasai apabila ingin menguasai jurnalisme. Pertama, Kognitif (pengetahuan), kedua, etika (perilaku) dan keterampilan (kemampuan mendapatkan informasi dari sumbernya).
Ada empat fungsi penting dari media dan jurnalisme yaitu: menjadi media penyebar Informasi yang didasarkan pada fakta di lapangan. Media Edukasi sebagai pemberi informasi yang kredibel dan mengedukasi masyarakat dalam memahami sebuah peristiwa yang sedang terjadi. Media juga sebagai Kontrol sosial dengan memuat fakta di dalam berita yang akan menjadi kontrol terhadap dominasi tertentu, baik negara, kelompok masyarakat dan individu.
Sementara jurnalis bertugas mencari, menulis dan menyebarluaskan informasi yang berkaitan dengan suatu peristiwa di media massa.
Lebih lanjut, Ikanubun menjelaskan bahwa menjadi jurnalis, hari ini, tidak mudah. Hal ini disebabkan karena semakin ketatnya proses rekrutmen yang mensyaratkan minimal S1 dan melalui proses seleksi yang sangat selektif.
Paparan selanjutnya, Ikanubun menjelaskan tentang bagaimana cara mendeteksi kebenaran sebuah berita. Langkah awal, identifikasi media yang menyebar, apa termasuk media independen atau media yang terafiliasi dengan kelompok tertentu. Kedua, sedini mungkin mengidentifikasi media-media yang ada, mana media yang layak dijadikan rujukan untuk mendapat informasi yang benar. Ketiga, media sosial bukanlah sumber informasi yang dapat dibandingkan dengan media massa, karena dalam menarasikan data yang menjadi berita jauh dari standar jurnalistik.
Ikanubun kemudian memberi tips bagi mahasiswa yang mengikuti pelatihan bahwa cara yang terbaik menjadi penulis adalah mulailah menulis, menulis, menulis dan akhirnya anda akan menghasilkan sebuah tulisan yang paling baik. Guru terbaik adalah menulis tentu tulisan yang didasari fakta dan data di lapangan.
Jadilah corong kebenaran dan menjadi pembela kebenaran, sebagai bagian dari perlawanan terhadap hoax.
-
Previous Post
Investasi Saham? Siapa Takut
-
Next Post
Wakaf goes to Campus