Senin (19 Februari 2024), bertempat di Gedung Rektorat Lt. 2 IAIN Manado melaksanakan kegiatan Seminar Internasional dengan tajuk “Concept of Brotherhood in the Perspective of Sa’id Nursi” yang dibawakan oleh Shaikh Abdul Karim Baybara Founder of Sozler Publishing Turkiye dan Hasbi Sen, M.Hum, ketua yayasan Nur Semesta Jakarta. Kegiatan ini dihadiri oleh para pejabat, dosen serta mahasiswa yang ada di lingkungan civitas akademika IAIN Manado, termasuk pula para pejabat dan dosen FEBI.
Seminar kali ini mengulas tentang pemikiran pemikir besar Turki berdarah Kurdi yang bernama Mula Sa’id Nursi yang dikenal populer dengan sebutan Badiuzzaman (Sang Keajaiban Zaman). Pemateri pertama Hasbi Sen, M.Hum membawakan ulasan singkat tentang biografi dan karya-karya Mula Sa’id Nursi. Beliau adalah tokoh yang memiliki kecerdasan dan ingatan yang luar biasa (extraordinary) yang fotografis, dikatakan bahwa beliau menyelesaikan kurikulum pendidikan yang biasa ditempuh dalam 5-7 tahun hanya dalam waktu 3 bulan, bahkan beliau menghafal kitab Jam’u al-Jawami’ hanya dalam waktu satu Jum’at (seminggu), dan beliau juga telah menghafal kamus al-Muhith dari awal sampai huruf Sin.
Sang Badiuzzaman yang juga menguasai ilmu sains modern ini melakukan harmonisasi antara ilmu sekuler (sains) dan ilmu agama, menurutnya sains dan agama tidaklah bertentangan. Beliau menganjurkan agar institusi pendidikan sekuler untuk dapat mengajarkan pendidikan agama, begitu pula sebaliknya. Ulama berdarah Kurdi ini adalah seorang yang sangat reflektif dan risau dengan keadaan umat Islam, khususnya di Turki yang saat itu terjadi pergolakan dalam politik dimana paham Sekuler telah merajalela hingga mulai meruntuhkan satu per satu identitas keagamaan di Turki. Mulai dari pelarangan pakaian sorban, hijab, hingga penggunaan bahasa Arab bahkan adzan pun diganti dengan bahasa Turki.
Sang Badiuzzaman dalam menghadapi tantangan sekuler ini telah menghadirkan tradisi keilmuan dan pendidikan yang dirintisnya ketika beliau mengalami pengasingan oleh otoritas pemerintah di wilayah terpencil daerah Barla provinsi Isparta. Disini beliau mengajarkan membaca dan menulis dengan menggunakan rasm (huruf) Arab bagi para murid-muridnya yang nantinya akan membentuk gerakan yang bernama Nurculuk atau Nur Movement (Gerakan Pembawa Cahaya) yang akan menuliskan salinan dan menyebarkannya ke seluruh penjuru Turki. Karya tulis, maupun surat sang Badiuzzaman ini dikemudian hari dikompilasi menjadi satu risalah yang berjudul Risalah al-Nur (The Treatise of Light).
Kemudian pemateri kedua adalah Shaikh Abdul Karim Baybara yang mengulas tentang konsep persaudaraan dalam pandangan Sa’id Nursi. Menurutnya bahwa konsep persaudaraan dalam Islam seperti yang diartikulasi oleh Sa’id Nursi adalah berdasarkan keimanan. Perbedaan pendapat (ikhtilaf) yang muncul sejatinya merupakan keragaman (tawassu’) tidak lain merupakan rahmat bagi umat ini. Konsep persaudaraan ini dapat menyatukan ragam bangsa dengan ikatan keimanan yang kuat.
Mulla Sa’id al-Nursi yang juga merupakan seorang Sufi Tarekat Naqsyabandiyyah ini merupakan pribadi yang sangat lembut dan penuh kasih sayang yang memegang teguh nilai-nilai persaudaraan. Beliau menolak menggunakan kekerasan seperti pemberontakkan dalam melawan pemerintah yang telah terbaratkan (westernized) karena menganggap mereka sebagai saudara seagama dan sebangsa setanah air. Namun, demi membungkamnya, pemerintah menuduh beliau sebagai pemberontak yang menghantarkannya kepada pengasingan. Beliau mengalami berbagai pengurungan disebabkan kuatnya beliau membela agama. Beliau pernah ditahan di dalam sebuah rumah tanpa makan dan minum selama 15 hari, mengalami percobaan pembunuhan, hingga diracun berkali-kali.
Adapun setelahnya dibuka sesi tanya jawab dengan penanya yang berasal dari kalangan mahasiswa maupun dosen. Kegiatan ini pula dirangkaikan dengan penandatangan MoU serta pembukaan Sa’id Nursi’ Corner di Perpustakaan IAIN Manado. Hal ini dilakukan agar pemikiran-pemikiran brilian Sa’id Nursi dapat ditelaah dan berguna bagi kalangan akademisi maupun masyarakat secara umum.
Kegiatan diakhiri dengan sesi dokumentasi berupa foto bersama. Nampak hadir dalam kegiatan ini Dekan FEBI, Dr. Hj. Radlyah Hasan Jan, SE., M.Si., CGAM., CIIC., CWC., C.A., CFP., C.RM, Wakil Dekan I, Dr. Ridwan Tabe, S.Pd., M.Si., C.AP., C.RM., CFP., Wakil Dekan II, Dr. Nurlaila Harun, M.Si., CFP., Wakil Dekan III, Dr. Syarifuddin, M.Ag., C.AP., C.RM., CFP, Ketua Prodi Ekonomi Syariah, Fitria Ayu Lestari Niu, MSA., Ak., CFP., Ketua Prodi Perbankan Syariah, Nur Shadiq Sandimula, ME., CFP., dan Sek Prodi Perbankan Syariah, Chadijah Haris, MM., CFP, serta pengelola Web FEBI Mutiara Nurmanita, M.Pd., CFP.
Reportase: NSS.
-
Previous Post
Distribusi Mata Kuliah FEBI Tahun 2024
-
Next Post
AUDIT MUTU INTERNAL FEBI IAIN MANADO