Dekan Febi Prof IrwanManado, 29 Agustus 2019. IAIN Manado kedatangan tamu istimewa, Prof. Dr. Irwansyah, S.H., M.H., Editor-in-Chief Hasanuddin Law Review. Beliau juga merupakan salah satu Assesor Jurnal Hukum Kementerian Pendidikan RI. Kedatangan Beliau atas undangan Editor-in-Chief Jurnal Al-Syir’ah, Dr. Rosdalina Bukido, M.Hum yang juga merupakan Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis Islam IAIN Manado.

Prof Irwan ke IAIN Manado untuk melakukan pendampingan pengelola jurnal menuju peningkatan Akreditasi Jurnal di IAIN Manado. Kunjungan kali pertama ini, Beliau banyak memberikan informasi penting terkait bagaimana pengelolaan jurnal yang baik. Serta memberikan trik-trik menulis jurnal yang benar dan dapat meningkatkan mutu jurnal yang dikelola.

Kunjungan singkat ini memberi banyak masukan penting bagi pengelolaan jurnal yang akan menuju ke Sinta. Salah satu hal penting yang disampaikannya adalah jurnal yang baik itu wajib pengunjungnya banyak dan jejak sitasinya ada.

Untuk mewujudkan itu, maka penting memahami betul standarisasi jurnal yang masuk kategori yang diinginkan Kemenristekdikti selaku pengelola standarisasi jurnal terakreditasi di Indonesia.

Prof Irwan juga mengatakan bahwa kriteria jurnal yang baik ketika sumber rujukan 80% kutipan dari hasil riset berupa jurnal dan hanya 20% rujukan bersumber dari tulisan terbaru berupa buku referensi. Hal yang lain juga penting adalah pendapat penulis itu penting dalam penelitiannya, bukan menjadi tukang jahit hanya menyatukan pendapat-pendapat peneliti sebelumnya tanpa memberi pendapat penulis sendiri.

Komponen penting lainnya dari jurnal adalah Abstrak. Abstrak menurut Beliau wajib memiliki tujuan penelitian, metode penelitian dan hasil serta implikasi. Sedangkan keyword harus menggunakan tanda (;) sebagai penghubung. Keyword berupa konsep, kata atau prasa. Selain itu, keyword boleh diatur menurut urutan alfabet atau dari konsep umum ke konsep khusus.

Satu pesan terakhir dari Prof Irwan bahwa jurnal yang baik adalah jurnal yang masuk ke Sinta. Jangan meninggikan ekspektasi tetapi lupa bahwa menjadi penonton itu tidak akan menjadi juara. Jadilah pemain dalam kompetisi. Ibarat pemain bola, tim gurem itu bisa memulai dari liga kampung. Tidak hanya bercita-cita main di liga nasional tetapi tidak pernah ikut pertandingan. Maka, jurnal itu wajib masuk Sinta, minimal Sinta 6. Di dalam Sinta itulah, nanti berproses menuju Sinta yang lebih tinggi.

Post a comment

Your email address will not be published.

Related Posts